Loading...

Aturan Oktet-Duplet: Pengertian, Contoh, Pengecualian dan Kegagalannya

Advertisement
Pengertian Aturan Oktet dan Duplet
Kita tahu bahwa sebagian besar unsur-unsur yang ditemukan di alam berupa senyawa seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), air (H2O), amonia (NH3), dan asam sulfat (H2SO4). Unsur-unsur dalam senyawa-senyawa tersebut membentuk suatu ikatan agar stabil.

Namun demikian masih ada beberapa unsur yang bisa ditemukan bukan dalam bentuk senyawa alias unsur tunggal. Unsur tersebut antara lain Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Unsur golongan gas mulia jarang ditemukan dengan unsur lain kecuali untuk Kr, Xe dan Rn yang dapat bereaksi walaupun diperlukan kondisi yang khusus.

Kelima contoh unsur tunggal tersebut merupakan unsur golongan VIIIA (gas mulia) yang sangat stabil. Sifat kestabilan unsur golongan gas mulia ini membuat ilmuwan Amerika bernama Gilbert Newton Lewis dan ilmuwan Jerman Albrecht Kossel mengaitkan kestabilan unsur dengan konfigurasi elektronnya.

Untuk mengetahui kaitan kestabilan unsur dengan konfigurasi elektron, mari kita pelajari konfigurasi elektron unsur gas mulia (stabil) dengan konfigurasi unsur selain gas mulia yang tidak stabil (unsur yang cenderung membentuk ion atau senyawa) berikut ini.

1. Tabel Konfigurasi Elektron Unsur Gas Mulia
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
He
2
2





Ne
10
2
8




Ar
18
2
8
8



Kr
36
2
8
18
8


Xe
54
2
8
18
18
8

Rn
86
2
8
18
32
18
8

2. Tabel Konfigurasi Elektron Unsur selain Gas Mulia
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
Li
3
2
1




Mg
12
2
8
2



B
5
2
3




N
7
2
5




O
8
2
6




F
9
2
7





Perhatikan kedua tabel di atas. Elektron valensi pada unsur gas mulia berjumlah 8 kecuali helium. Sedangkan pada unsur selain gas mulia elektron valensinya bervariatif. Unsur yang berelektron valensi 8 bersifat stabil sedangkan unsur yang berlektron valensi bukan 8 bersifat reaktif. Nah unsur-unsur yang bersifat reaktif ini akan cenderung ingin menjadi stabil seperti unsur gas mulia dengan cara membentuk suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia.

Ikatan kimia dapat terbentuk apabila unsur mejadi bentuk ion baik anion (ion negatif) maupun kation (ion positif). Ion ini dapat terbentuk dengan cara menerima atau melepas elektron. Unsur-unsur selain gas mulia untuk menjadi bentuk ion harus menangkap atau melepas elektron sehingga elektron valensinya menjadi 8 atau 2.
Proses unsur non-gas mulia menjadi stabil
Unsur
Nomor Atom
Konfigurasi Elektron
Membentuk Ion dengan cara
Bentuk Ion
Melepas
Menerima
Li
3
2
1

1
-
Li+
Mg
12
2
8
2
2
-
Mg2+
F
9
2
7

-
1
F-
O
8
2
6

-
2
O2-








Konfigurasi elektron ion yang stabil




Ion
Nomor Atom
Konfigurasi Elektron




Li+
2
2





Mg2+
10
2
8




F-
10
2
8




O2-
10
2
8





Unsur Li, Mg, F dan O merupakan unsur yang tidak stabil dan setelah menjadi bentuk Li+, Mg2+, F-, O2- menjadi stabil karena jumlah elektron pada kulit terluar (elektron valensi) sudah sama dengan unsur gas mulia. Kecenderungan unsur untuk memiliki elektron valensi seperti pada unsur gas mulia ini dinamakan aturan oktet dan duplet

Dengan demikian aturan atau kaidah duplet dan oktet dapat dituliskan sebagai berikut:
Aturan Duplet
:
Konfigurasi elektron stabil dengan jumlah dua elektron pada kulit terluar (elektron valensi = 2)
Aturan Oktet
:
Konfigurasi elektron stabil dengan jumlah delapan elektron pada kulit terluar (elektron valensi = 8)

Contoh Senyawa yang Memenuhi Kaidah Duplet dan Oktet
1. Senyawa Duplet
Contoh senyawa yang memenuhi kaidah duplet adalah H2. H2 terbentuk dari 2 atom H. Atom H mempunyai elekron valensi = 1. Untuk mencapai kestabilan aturan duplet, atom H memerlukan 1 elekron lagi dari atom H yang lain. Struktur lewis H2digambarkan sebagai berikut:
contoh senyawa duplet
Untuk lebih memahami mengenai struktur lewis, silahkan kalian baca artikel tentang pengertian, lambang dan cara menggambarkan strukur lewis.

2. Senyawa Oktet

Contoh senyawa yang memenuhi aturan oktet adalah SiF4. Atom Si memiliki elektron valensi 4. Untuk mencapai kestabilan, atom Si memerlukan 4 elektron lagi. Atom F memiliki elektron valensi 7, untuk stabil F memerlukan 1 elektron. Dengan saling memasangkan 1 elekton maka senyawa SiF4 membentuk ikatan kovalen yang memenuhi kaidah oktet. Struktur lewis senyawa ini adalah sebagai berikut:
contoh senyawa oktet

3. Senyawa Oktet-Duplet

Contoh senyawa yang memenuhi kaidah oktet dan duplet sekaligus adalah NH3. Atom N memiliki elektron valensi 5. Untuk mencapai kestabilan, N memerlukan 3 elektron dari tiga atom H dan berikatan bersama membentuk senyawa kovalen. Struktur lewis NH3 adalah sebagai berikut:
contoh Senyawa Oktet-Duplet

Pengecualian Aturan Oktet

Pada kenyataannya tidak semua senyawa yang berikatan selalu memenuhi aturan oktet maupun aturan duplet, oleh karena itu aturan oktet memiliki beberapa pengecualian dalam merumuskan senyawa. Pengecualian kaidah oktet dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut:

1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet (oktet tidak sempurna)

Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kategori ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensi dipasangkan tetap saja belum mencapai oktet. Contohnya adalah senyawa BeCl2, BCl3, BF3 dan AlBr3.
pengecualian aturan kaidah oktet: Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet (oktet tidak sempurna)

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Contoh senyawa yang memiliki elektron valensi ganjil adalah NO2. Atom N memiliki elektron valensi 5 dan atom O memiliki elektron valensi 6. Jadi total elektron valensi dalam senyawa NO2 adalah 5 + 6 + 6 = 17 (ganjil). Kemungkinan struktur lewis senyawa NO2 adalah sebagai berikut:
pengecualian kaidah aturan oktet: Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

3. Senyawa yang melampaui aturan oktet (oktet terekspansi)

Oktet terekspansi terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron valensi pada kulit terluarnya (perlu kalian ingat bahwa kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh senyawa yang mengalami oktet terekspansi adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5.
pengecualian kaidah aturan oktet: Senyawa yang melampaui aturan oktet (oktet terekspansi)

Kegagalan Aturan Oktet

Aturan oktet gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi (golongan B) maupun unsur postransisi (unsur logam setelah unsur transisi dalam SPU), seperti galium (Ga), timah (Sn) dan Bismut (Bi). Karena pada umumnya, unsur transisi maupun postransisi tidak memenuhi kaidah oktet.

Sebagai contoh, unsur Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2 seperti Sn(OH)2. Begitu juga dengan Bi yang memiliki 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3 seperti Bi(OH)3.

Demikianlah artikel tentang definisi aturan atau kaidah oktet-duplet, contoh senyawa oktet-duplet, pengecualian aturan oktet dan kegagalan aturan oktet. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru